Gempa Jakarta-Banten: Pantaskah mengirim meme lelucon dan hoaks saat bencana?
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Ketika gempa mengguncang Jakarta, Banten dan sekitarnya, Selasa (23/01) siang, dunia maya juga ikut terkena 'guncangan'. Berbagai foto 'editan', meme dan bahkan foto-video hoaks terkait gempa beredar deras di lini massa.
Misalnya foto seorang lelaki yang berpakaian pegawai negeri sipil (PNS), yang melindungi diri dengan bersembunyi di bawah meja, sambil makan pecel lele.
"Tips saat gempa. Jangan panik. Pecel lele Jangan lupa dibawa", ungkap Dahnil Anzar, Ketua Pemuda Muhammadyah, melalalui akun Twitter @Dahnilanzar.
Yang lebih 'heboh' tersebar adalah foto editan Patung Dirgantara atau yang dikenal dengan nama Patung Pancoran, yang seakan melompat dari landasannya, "kaget karena gempa".
"Meme' patung dirgantara melompat ini memang merupakan daur ulang. Sebelumnya, sudah banyak digunakan untuk lucu-lucuan dalam berbagai kesempatan sejak bebrapa tahun lalu.
Tidak hanya Patung Dirgantara, ikon ibukota, Monumen Nasional (Monas), juga ikut diedit meliuk-liuk, seakan karena terkena getaran, jadi berubah bentuk.
'Kurang sensitif'
Namun, salah satu unggahan terkait gempa yang paling banyak dicuit ulang, berasal dari TNI Angkatan Udara.
Tulisan di akun Twitter @_TNIAU yang menyerukan agar tidak menjadikan gempa sebagai "alasan menyapa dan bertanya kabar mantan/gebetan", sempat dikritik warganet.
Jangan jadikan gempa ini alasan untuk kembali menyapa dan bertanya kabar mantan/gebetan. Semoga kita semua diberikan keselamatan 🙏🏻💂#MoveOnItuPastipic.twitter.com/NIDoNepqi5
— TNI Angkatan Udara (@_TNIAU)
vertical-align: baseline;">23 Januari 2018
Hentikan Twitter pesan oleh @_TNIAU
Misalnya @naldodisya, yang menyebut cuitan akun yang punya 254 ribu pengikut itu "gak lucu".
Pengamat media sosial Enda Nasution menilai cuitan akun TNI Angkatan Udara itu "kurang sensitif". Meskipun akun @_TNIAU "tidak terlalu menganggap dirinya serius, tetapi karena ini akun resmi, harusnya bisa menahan diri".
Dia mengakui masyarakat Indonesia memang suka bercanda, "tetapi, kalau terkait bencana alam, apalagi ada risiko korban jiwa, harusnya jangan terlalu cepat kita berkomentar."
Gempa 6,1 skala Richter yang mengguncang wilayah selatan Banten dan Jakarta, dan berpusat sekitar 61 km dari kota Lebak, Banten, menimbulkan kerusakan sejumlah rumah di Banten, "meskipun hanya retak kecil".
Dari foto Yogya hingga video Gilimanuk
Tidak hanya itu, foto dan video hoaks juga ramai menghiasi media sosial menyusul gempa ini. Misalnya foto jalan beraspal retak-retak yang semula disebutkan sebagai foto akibat gempa di Lebak.
Sebenarnya bisa segera kelihatan bahwa ini tidak otentik: foto itu beredar hanya beberapa menit setelah gempa, tetapi jalanan di foto sudah dibatasi garis polisi.
Dan para netizen pun cepat 'bertindak'. Apalagi setelah banyak yang mempertanyakan apakah foto itu benar-benar foto akibat gempa, Selasa (23/01), di Jakarta-Banten. Sejumlah orang akhirnya menyelidiki melalui mesin pencari Google, dan terungkap bahwa foto itu adalah foto jalan retak Yogya-Wonosari, Senin (22/01).
Netizen kemudian ramai meralatnya.
Begitu juga dengan video truk yang berayun-ayun di dalam sebuah kapal feri, yang ternyata adalah video saat badai menghantam di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, yang sudah diunggah di Youtube sejak Juni 2017.
Koreksi dan ralat soal kebenaran informasi video, yang sempat diputar di Breaking News gempa sebuah kanal TV swasta itu, juga dilakukan oleh warganet.
Pengamat media sosial Enda Nasution menilai penyebaran foto dan video hoaks itu "tidak tampak terencana". Karenanya ia menganggap penyebar hoaks hanya sekedar "iseng".
"Ada orang yang puas sendiri kalau melihat meme atau hoaks mereka beredar jauh."
Namun, dia menganggap masyarakat Indonesia sekarang sudah cerdas: bisa membedakan dan mengecek, seperti yang terlihat di atas.
Foto dapat dikonfirmasi ulang dengan menggunakan Image Reverse di Google. Sementara, video bisa dicek lewat detail lokasi dan bahasa yang digunakan orang di video, serta menunggu konfirmasi lewat media massa.
Fenomena meme dan penyebaran video saat bencana, memang kerap terjadi di Indonesia. Ketika bencana menimpa, orang tidak jarang sibuk dengan handphone. Tampaknya kita harus lebih ingat soal keselamatan diri. Seperti yang diungkap meme bergambar Susilo Bambang Yudhoyono di atas.
Komentar
Posting Komentar